Pembongkaran Perlengkapan Taman Bermain
Mengingat kembali tentang bagaimana ruang bermain anak-anak mulai menarik perhatiannya, Zoe Lin yang berambut pendek berkata, “Awalnya saya tidak memberikan perhatian besar pada pembongkaran perosotan teraso di Taman Zhixing dan Taman Suku Adat (Indigenous People's Park) di Taipei. Pada saat pembongkaran sampai pada Taman Pemuda Taipei (Taipei Youth Park) yang berdekatan dengan rumah saya, saya pun menelepon untuk bertanya. Jawaban PSLO cukup sederhana: karena sudah tua, tidak aman, maka harus dibongkar.”
“Ada tiga perlengkapan permainan unik bersejarah panjang di Taman Pemuda Taipei, yakni perosotan logam, perosotan teraso dan sebuah ‘benteng luar angkasa’ yang didirikan untuk memperingati perjalanan Neil Armstrong ke bulan. Mereka adalah bagian dari memori banyak warga lokal.” Agar putrinya Xiaoxia bisa menikmati pengalaman serupa di lokasi yang sama, Zoe Lin yang pernah menjadi asisten manajer di Deloitte Taiwan sebelum menjadi ibu rumah tangga, menyiapkan laporan dengan teks dan gambar untuk mengajukan petisi pada anggota Dewan Kota Taipei yang mewakili Distrik Wanhua.
Laporan membela “Hak Bermain Anak-anak” ini mengetengahkan pentingnya hak seorang anak untuk berekspresi dan kekuatan partisipasi publik. Sejak akhir 2015, laporan ini diteruskan dari Dewan Kota ke Direktur PSLO, lalu ke Direktur Departemen Pekerjaan Umum Taipei, dan terakhir ke Walikota Ko Wen-je pada tahun 2018. Pemerintah kota kemudian juga mendengarkan opini publik, menganggarkan lebih dari NT$ 10 juta untuk membangun 30 taman bermain bertema inklusif. Ini bahkan menjadi prestasi pembangunan “kota ramah anak” yang disebut-sebut dalam kampanye pemilihan ulang Ko Wen-je.
Selain Zoe Lin, Sekretaris Jenderal PPCC Ariel Zhang juga mengalami hal serupa di Taman Daan dekat rumahnya. “Total ada 76 perosotan teraso di Kota Taipei pada tahun 2015. Karena tidak memenuhi persyaratan CNS (Standar Nasional ROC) dan dianggap tidak aman, 60 perosotan dibongkar, dan 16 sisanya dibiarkan” jelas Ariel Zhang.
Merasa bahwa pemerintah kota menangani keputusan tentang taman bermain ini dengan cara yang sembrono dan asal-asalan, Zoe Lin dan Ariel Zhang yang sebelumnya pernah menjadi manajer merek di sebuah perusahaan asing, mulai berbagi pemikiran dengan teman-teman sesama kaum ibu. Melalui jejaring media sosial, sekitar 100 orang ibu dan anak-anak mereka mengadakan demonstrasi di depan Balai Kota Taipei pada Desember 2015, meneriakkan slogan “menolak taman bermain kodian!” Dengan ini, pintu pemerintah untuk mempromosikan “Revolusi taman bermain anak-anak” pun terbuka lebar.
Melalui upaya Zoe Lin, Pemerintah Kota Taipei telah merestorasi dan membangun kembali perosotan teraso yang memenuhi persyaratan CNS, agar putrinya Xiaoxia, bisa bermain di taman yang sama seperti masa kanak-kanaknya sendiri.