Kata-kata yang diucapkan Kepala Juru Masak Yangshin, Zhan Sheng-lin sungguh mengejutkan, “Saya sendiri bukan vegetarian, semua tim di dapur adalah juru masak kuliner non vegetarian.” Tapi justru karena berlatar belakang non vegetarian inilah mereka bisa membuat terobosan dalam tradisi kuliner vegetarian, sebab tidak hanya “asalkan bisa disantap, sudah puas”, melainkan harus memperhatikan juga rancangan resep yang memiliki “cita rasa”.
Bahan Kuliner Non Olahan
Bagaimana menawan lidah kaum pemakan daging dengan menu vegetarian yang sederhana? Zhan Sheng-lin menuturkan bahwa mengingat masakan vegetarian tidak bisa menggunakan bumbu penambah rasa lezat seperti bawang prei dan bawang putih, maka tim dapur mengubahnya dengan meramu racikan minyak sayur sendiri, sebagai contoh minyak seledri, minyak wortel, minyak jamur, semua untuk memperkaya aroma dan cita rasa masakannya, dikombinasi dengan takaran bumbu secara cerdik, jadilah minyak bumbu sedap menggantikan minyak wijen yang dulu selalu dipakai sebagai penyedap satu-satunya.
Zhan Sheng-lin juga menambahkan, masakan vegetarian karena tidak ada daging sebagai primadona, maka yang paling sering ditemukan adalah hidangan osengan cepat dari sayuran dan bahan vegan. Namun untuk menurunkan ketergantungan pada bahan olahan, dan juga harapan untuk memperkaya kelezatannya, menu restoran Yangshin mengandalkan kelihaian tangan juru masak dalam “membungkus”, yang diwujudkan dalam bentuk kudapan vegetarian dimsum ala Hongkong yang jarang ditemukan, untuk kemudian muncul dan menjadi eksklusif di tengah pasar.
Semenjak muncul dalam daftar evaluasi Michelin, restoran Sichuan Vegetarian Serenity berhasil memperoleh rekomendasi Bib Gourmand selama 5 tahun berturut-turut, ternyata mempunyai kiat serupa tapi tak sama dalam dapur boganya. Penanggung jawab restoran Sichuan Vegetarian Serenity yang mengutamakan aroma Sichuan, Tracy Wu, menjadi vegetarian karena faktor agama yang dipeluknya, berawal dari tujuan memanjakan lidah diri sendiri, ia menjatuhkan pilihan pada menu ala Sichuan yang pedas dan harum, perbauran aroma semerbak dari bahan masakan andaliman, bubuk gohiong dan bumbu satay sacha vegan, ditambah lagi dengan keterampilan tangan juru masak, terciptalah menu Vegetarian Sichuan yang merajai dunia kuliner.
Huang Sheng-jie yang sudah berkecimpung dalam industri pangan vegetarian bertahun-tahun, pernah ikut andil dalam perancangan produk vegetarian dari perusahaan waralaba produk makanan, dengan optimis ia beranggapan, keberhasilan merek dagang yang akbar pasti akan membangkitkan perkembangan pasar vegetarian secara menyeluruh, hal ini sudah ditiru oleh beberapa pengelola usaha seperti Starbucks, McDonald dan Pizza Hut, mereka telah memasukkan menu vegetarian dalam daftar menunya. Kuliner vegetarian Taiwan sekarang sangat beragam, dibandingkan dengan masa Huang sebagai mahasiswa sepuluh tahun lalu, selama 4 tahun masa kuliahnya, ia hanya menemukan satu kedai yang menjual menu vegetarian dalam kampus. Para vegetarian hanya bisa berkumpul di depot emperan kecil. Tampaknya lain dulu lain sekarang, karena tidak hanya menguntungkan masyarakat Taiwan, juga membuat wisatawan internasional terkesan sekali, membuat mereka berseru alangkah nikmatnya menu vegetarian di Taiwan!
Restoran Sichuan Vegetarian Serenity yang meraih penghargaan Michelin bertahun-tahun, telah berhasil menarik kunjungan wisatawan dari mancanegara.
Mengandalkan racikan bumbu dan keterampilan boga, masakan vegetarian menjadi sangat lezat.