Kuseberangi Samudera untuk Bertemu Denganmu
Sekarang ini, menikmati dan merasakan segar dan manisnya buah-buahan mangga, jambu biji dan jambu air di Taiwan, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. “Sebenarnya Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) yang membawa masuk buah-buahan tersebut ke pulau ini, kemudian memperkaya kerangka awal dari 'Kerajaan Buah' Taiwan”. Yang Chih-Kai kemudian berbicara tentang tahun 1624, saat Perusahaan Hindia Timur Belanda menjadikan Taiwan sebagai basis mereka. Dari dokumen sejarah, tercatat bahwa Martinus Sonck, gubernur pertama Perusahaan Hindia Timur Belanda, mengirim surat ke kantor pusat di Batavia (sekarang Jakarta), “…… tolong kirimkan bibit pohon buah seperti anggur, mangga, leci, dan durian.” Begitulah, pohon-pohon buah tersebut dibawa ke pulau dan menjadi panorama pedesaan yang umum ditemukan di Taiwan dewasa ini. Lokasi awal adalah di Fanzi, Guantian – Tainan, yang menjadi deretan pohon mangga yang ditanam orang Belanda, merupakan barisan pepohonan tepi jalan paling awal di Taiwan, yang dapat menjadi bukti dari catatan sejarah ini.
“Buah-buahan yang dibawa oleh orang Belanda sebenarnya memiliki pertimbangan strategis, entah itu untuk dikonsumsi, untuk keperluan militer, penggunaan lingkungan, atau penggunaan medis.” Yang Chih-Kai, yang ahli dalam bidang tumbuhan, memberikan contoh seperti buah jambu biji yang dapat dimakan, daunnya bisa digunakan untuk mengobati diare dan menurunkan tekanan darah, serta rantingnya juga dapat digunakan untuk obat.
Taiwan diselimuti “hujan emas” dari pohon tengguli (Cassia fistula)di musim panas setiap tahunnya, tumbuhan yang dinamakan “aleibo” (pelafalan nama pohon tengguli dalam bahasa Mandarin) di Taiwan ini, Yang Chih-Kai menambahkan, “Sebenarnya diperkenalkan oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda dengan pertimbangan militer.” Saat itu, kayu diperlukan untuk dasar meriam, dan tengguli tumbuh cepat, batang kayunya berat dan memiliki resistensi tekan yang baik, sangat stabil. “Hujan emas yang terlihat dari barisan pepohonan tepi jalan di Taiwan, sebenarnya Anda sedang mendengarkan cerita tentang orang Belanda,” tambahnya.
Selama periode kepemimpinan Koxinga, Dinasti Ming (1661-1683), banyak produk dari wilayah selatan Tiongkok, seperti pohon persik, plum dan prem juga diperkenalkan ke Taiwan. Selanjutnya, selama periode Dinasti Qing (1683-1895), pohon lengkeng, leci, dan bambu Phyllostachys edulis dibawa masuk.
Selama periode kolonial Jepang, berbagai jenis tanaman seperti pohon kelapa, pohon pulai (Alstonia scholaris), Ginkgo biloba, kayu putih (Melaleuca leucadendra), mahoni (Swietenia macrophylla), dan pohon jati (Tectona grandis) ditanam di Taiwan untuk eksperimen. Semua ini menambah bab baru dalam hubungan antara manusia dengan tumbuhan, tak heran Yang Chih-Kai sering mengatakan, “Tumbuhan adalah pencerita kisah pulau.”
Yang Chih-kai sering mengutarakan, “Tumbuhan adalah pencerita kisah pulau.”
Bunga pohon mindi yang mekar pada masa cengbeng, dengan siluet ungu muda yang memenuhi puncak pohon, merupakan spesies asli Taiwan.